Aneka macam minuman teh dan manfaat teh, ada juga zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh. Zat itu adalah kafein. Kafein pada teh (tehine) dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjadi terhambat. Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml.
Teh mengandung tanin (catechin dan bioflavonoid) yang memiliki sifat antioksidan dan mampu menurunkan berat badan. Namun, tanin juga diketahui membentuk ikatan larut dengan molekul besi non-heme dan dengan demikian mencegah penyerapan besi non-heme dalam tubuh.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan teh dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi non-heme dalam tubuh. Heme dan non-heme adalah dua bentuk zat besi yang diperoleh dari makanan. Anda mendapatkan besi heme dari daging dan besi non-heme dari tumbuhan.
Meskipun proses penyerapan zat besi tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi kesehatan secara keseluruhan dan diet seimbang, telah diamati bahwa tanin dalam teh mempengaruhi proses penyerapan zat besi non-heme.
Meskipun menghambat penyerapan zat besi non-heme, tanin tidak menghambat proses penyerapan zat besi heme.
Saat terdapat tanin, zat besi heme yang bisa diserap berada pada tingkat 10-30%, sedangkan besi non-heme hanya diserap pada tingkat 2-10%.
Vegan dan vegetarian berada pada risiko yang lebih besar terkena kekurangan zat besi karena mereka hanya mendapatkan asupan zat besi dari tumbuhan yang dihambat oleh kehadiran tanin.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang minum teh di antara waktu makan atau segera setelah makan, biasanya memiliki kadar besi rendah.
Zat besi yang rendah dalam tubuh bisa berefek fatal terutama bagi ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja putri, serta atlet karena mereka membutuhkan zat besi lebih besar.
Selain tanin, zat lain seperti protein kedelai, kalsium, polifenol yang terdapat dalam kacang-kacangan dan biji-bijian (deda, gandum, jagung dan sereal lainnya) juga dapat menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan teh dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi non-heme dalam tubuh. Heme dan non-heme adalah dua bentuk zat besi yang diperoleh dari makanan. Anda mendapatkan besi heme dari daging dan besi non-heme dari tumbuhan.
Meskipun proses penyerapan zat besi tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi kesehatan secara keseluruhan dan diet seimbang, telah diamati bahwa tanin dalam teh mempengaruhi proses penyerapan zat besi non-heme.
Meskipun menghambat penyerapan zat besi non-heme, tanin tidak menghambat proses penyerapan zat besi heme.
Saat terdapat tanin, zat besi heme yang bisa diserap berada pada tingkat 10-30%, sedangkan besi non-heme hanya diserap pada tingkat 2-10%.
Vegan dan vegetarian berada pada risiko yang lebih besar terkena kekurangan zat besi karena mereka hanya mendapatkan asupan zat besi dari tumbuhan yang dihambat oleh kehadiran tanin.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang minum teh di antara waktu makan atau segera setelah makan, biasanya memiliki kadar besi rendah.
Zat besi yang rendah dalam tubuh bisa berefek fatal terutama bagi ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja putri, serta atlet karena mereka membutuhkan zat besi lebih besar.
Selain tanin, zat lain seperti protein kedelai, kalsium, polifenol yang terdapat dalam kacang-kacangan dan biji-bijian (deda, gandum, jagung dan sereal lainnya) juga dapat menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment